- Sukri Pimpin DEKOPINDA Pringsewu 2022-2027
- Dr.Fauzi : Liga Santri Dapat Membantu PSSI Mencari Bibit Unggul Pesepakbola
- Penyidik Satnarkoba Polres Pringsewu Melimpahkan Tiga Tersangka Penyalahguna Narkoba Kepada Kejaksaa
- Sembilan Hari Menggelar Operasi Patuh Polres Pringsewu Telah Tindak 450 Pelanggar Lalu Lintas
- Jelang hari Bhayangkara ke-76, Polres Pringsewu bagikan bantuan sosial
- JCH Pringsewu Resmi Diberangkatkan
- Polsek Pagelaran Polres Pringsewu Berhasil Meringkus Tiga Orang Sindikat Pencuri Baterai dan Kabel T
- Seminar Pendidikan STIT Al-Multazam Krui Gelar
- Hari Donor Darah Sedunia 2022, PMI Pringsewu Gelar Ayok! Donor Darah
- Polres Pringsewu Terima Kunjungan Tim Pengawas Operasi Patuh Krakatau 2022 Polda Lampung
Banyak Gereja yang Tampung Pengungsi Muslim Palestina

GAZA - Agresi Israel di Gaza meninggalkan duka mendalam bagi warga Palestina. Tidak hanya kehilangan nyawa, warga Palestina yang selamat harus tega melihat rumah mereka porak poranda dihancurkan Israel.
Penduduk Palestina pun saat ini tinggal di tempat-tempat penampungan sementara. Salah satu tempat penampungan yang ada di Gaza adalah sebuah gereja Orthodoks Yunani, Santo Porphyrius.
Gereja ini menampung hampir 1.000 pengungsi Palestina yang mayoritas bergama Islam. Tidak hanya menyediakan tempat tinggal, Gereja Santo Porphyrius turut memberikan makanan, minuman, selimut, tempat duduk, mainan dan bahkan halaman belakang yang biasa digunakan bocah Palestina bermain sepak bola.
"Kami membuka gereja untuk menolong warga, ini sudah menjadi tugas gereja dan kami akan membantu mereka sekuat tenaga," sebut salah satu pengurus gereja, Archbishop Alexios, seperti dikutip dari Arab News, Rabu (23/7/2014).
"Awalnya ada 600 warga dan sekarang sudah ribuan, kebanyakan dari mereka adalah peremupuan, anak-anak dan orang tua yang kondisinya lemah," tambah dia.
Gereja Santo Porphyrius memang bukan tempat yang paling aman bagi pengungsi Palestina. Pasalnya, tidak lama setelah para pengungsi berdatangan, roket dari Israel menerjang daerah dekat gereja tersebut.
Namun hal ini dapat menjadi bukti bagaimana agresi Israel tidak meruntuhkan semangat warga Palestina untuk tetap bersatu dan saling membantu tanpa memandang ras, etnis atau agama.
Sekedar informasi, warga Kristen Palestina merupakan penduduk minoritas. Jumlah mereka hanya sekitar 1.400 jiwa.
